Membangun bisnis dari hobi adalah impian bagi banyak orang.

Salah satu yang memilih jalur hobi jadi cuan adalah penjual Lazada asal Bandung, Andromeda, ketika ia memulai brand streetwear, Hammerstout, pada 2017.

Dalam membangun bisnis, pria yang akrab disapa Andro ini turut melibatkan komunitas yang berkaitan dengan hobinya.

Nongkrong dengan komunitas menjadi kunci utama Andro untuk membentuk sebuah brand yang menjawab kebutuhan pasar.

Brand yang Andro bangun berawal dari kegemarannya terhadap motor antik, skateboard, dan hiruk pikuk kehidupan di jalan.

Kegemaran inilah yang membuat Andro terinspirasi untuk memulai dan terus semangat menjalankan usaha brand streetwear-nya.

Selain itu, kesukaannya nongkrong dan menjalin pertemanan rupanya juga menjadi pintu peluang bagi Andro.

7 Jenis Beasiswa yang Diaplikasikan di Indonesia, Termasuk Beasiswa LPDP Andro menggeluti skateboarding sejak 2007.

Hobi itu membuatnya mengenal banyak komunitas skateboard di Bandung.

Dengan nongkrong bersama komunitas, sekalian bisa memperkenalkan brand Hammerstout miliknya, ia dapat sekaligus melakukan riset pasar untuk mengembangkan strategi bisnis yang tepat sasaran.

Ia pun menganut prinsip berbahasa Sunda ‘Tong cicing wae, nongkrong mereun keluar rumah’ yang artinya ‘Jangan hanya berdiam diri saja di rumah, nongkrong kali, keluar rumah’.

“Prinsip ini jadi mantra kesuksesan bisnis kami,” kata Andro dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 16 April 2023.

Andromeda pun membagikan 4 tips bagaimana mengubah hobi menjadi cuan.

Apa saja? Ibnu Jamil Anggap Olahraga Jadi Investasi untuk Hari Tua Strategi mendekatkan diri pada komunitas ini juga merupakan strategi untuk memperkenalkan brand Hammerstout lebih luas lagi.

Di area toko Hammerstout, ia menyediakan area komunitas untuk nongkrong ataupun untuk bekerja (co-working space).

Ia juga sering mengadakan acara seperti live music, skateboarding, membuat podcast, dan lain-lain.

“Di lantai atas juga ada skatepark, jadi para pelanggan Hammerstout khususnya anak-anak dari komunitas skateboard bisa bermain dan nongkrong santai setelah melihat-lihat di toko kami,” ujar Andro.

Melalui hobi skateboarding, Andro bertemu dengan banyak orang yang suka dengan streetwear fashion.

Dengan nongkrong bersama komunitas, Andro juga sekaligus bisa melakukan riset pasar dan mendapatkan insight untuk membuat produk yang memang digemari ataupun dibutuhkan konsumen.

Misalnya, untuk para skater yang suka jatuh ketika skateboarding, mereka butuh pakaian dengan bahan yang tidak mudah sobek.

Lalu, untuk para biker, mereka butuh pakaian yang durable dan cepat kering ketika terkena basah karena air di jalanan.

Andro juga melihat bahwa banyak sekali produk pakaian dengan bahan yang nyaman, namun potongan dan motifnya kurang modis.

Hasil dari riset pasar saat nongkrong itu menjadi dasar Andro menjawab ragam kebutuhan tersebut dengan menghadirkan produk-produk terbaiknya melalui brand Hammerstout.

“Nongkrong bikin kita ngerti apa yang dibutuhin konsumen.

Itulah pentingnya networking dengan berbagai komunitas”, ujar Andro.

Salah satu kunci keberhasilan dalam berbisnis adalah mengenal karakter pembeli sehingga pesan yang disampaikan ke target pasar tepat dan sesuai.

Hobi skateboarding dan motor klasik Andro juga mendukungnya untuk tahu lebih banyak tentang karakter dan kebiasaan dari para pecinta motor.

Ketika Hammerstout meluncurkan produk baru untuk para skateboarder dan biker, akan lebih mudah bagi Andro untuk menghadirkan kampanye yang relevan untuk target pasar Hammerstout.

“Buat saya, kunci dari bisnis berkembang dimulai dari dengerin circle paling dekat, yakni komunitas di sekitar kita.

Merekalah calon pelanggan pertama kita.

Hanya dengan duduk-duduk ngobrol santai dengan komunitas, produk kita tetap bisa sampai ke mereka.

Ulah cicing wae! (Jangan berdiam diri saja!) Biar makin banyak pelajaran dari berbagai orang, buat bikin produk kita makin berkembang,” kata Andro.

Andro juga ingin agar Hammerstout dapat menjangkau lebih banyak lagi komunitas.

Oleh karena itu, Andro bergabung dengan platform Lazada yang bisa menjangkau komunitas dan pasar secara lebih luas.

Fitur Promosi Berbayar di Lazada memungkinkan Hammerstout untuk mempromosikan produknya secara langsung ke basis data pelanggan Lazada yang tersebar di seluruh Indonesia.

Lazada juga memiliki fitur Promosi Afiliasi yang memberikan kesempatan kepada penjual untuk mendapatkan lebih banyak traffic dan komisi dari Lazada dengan mempromosikan toko sendiri.

Penjual yang bergabung dalam program afiliasi ini bisa menyebarkan link toko atau produk jualan mereka melalui media sosial ataupun aplikasi pesan instan.

Penjual akan mendapatkan komisi apabila konsumen mengeklik link tersebut dan melakukan pembelanjaan.

“Hanya dengan menyebarkan link afiliasi, saya bisa berpromosi, mendapatkan pasar baru, sekaligus mendapatkan penjualan secara cepat!”, ujar Andro.

Head of Business Development & Seller Engagement Lazada Indonesia, Fitri Karnadi menjelaskan Hammerstout merupakan salah satu contoh dari dampak besar komunitas terhadap bisnis seorang penjual online.

“Ke depannya, kami berharap lebih banyak penjual di Lazada yang mengeksplorasi berbagai fitur yang ada di Lazada, termasuk diantaranya fitur Promosi Afiliasi, dan bisa menentukan strategi bisnis yang paling tepat untuk usahanya,” kata Fitri.

Anda terpikir membuat hobi Anda jadi cuan yang menggiurkan? Pilihan Editor: Lazada Ajak Keluarga Tingkatkan Kebugaran dengan Lomba Lari Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika